Netflix meninggalkan jejak buruk di kuartal pertama tahun ini. Untuk pertama kalinya, Netflix kehilangan ratusan ribu pelanggan sekaligus karena paket keluarga. Wow?
Kejadian ini sungguh ironis. Karena hal ini terjadi di saat perusahaan cukup optimis untuk menarik 2,5 juta pelanggan baru.
Dalam laporan keuangannya, Netflix kehilangan 200.000 pelanggan pada kuartal pertama tahun 2022. Ada dua alasan utama, yaitu konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dan banyaknya orang yang memanfaatkan “kesenjangan keuntungan” dalam program Keluarga Berencana.
Semakin jelas bahwa laju pertumbuhan di pasar broadband rumah kami sebagian bergantung pada faktor-faktor yang tidak kami kendalikan secara langsung, ”tulis Netflix.
Paket Family Plan adalah salah satu alasan utama mengapa Netflix bisa kehilangan begitu banyak pelanggan. Ada fenomena berbagi password dimana 1 akun bisa digunakan untuk 4 sampai 5 pelanggan.
Paket keluarga awalnya ditujukan untuk pengguna dalam sebuah keluarga. Namun, paket ini digunakan oleh pelanggan non-keluarga lainnya. Bahkan ada yang menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah daripada paket berlangganan resmi Netflix.
Tak heran tren berbagi kata sandi dalam paket keluarga diakui Netflix sangat sulit dihentikan. Fenomena ini telah terjadi selama bertahun-tahun dan menjadi penghambat peningkatan jumlah keanggotaan di pasar global.
Tren berbagi akun tidak banyak berubah selama bertahun-tahun. Tetapi ditambah dengan perang Rusia di Ukraina, itu membuat kami sulit untuk menumbuhkan keanggotaan di banyak negara,” kata Netflix.
Meski demikian, Neflix mengklaim dalam suratnya kepada pemegang saham bahwa pihaknya fokus pada penyelesaian masalah paket keluarga sehingga semua pelanggan dapat dimonetisasi secara maksimal.
Meskipun kami tidak akan dapat memonetisasi semuanya saat ini, kami percaya ini adalah peluang jangka pendek hingga menengah yang bagus,” klaim Neflix.
Seiring dengan jumlah pelanggan, pendapatan Netflix juga turun menjadi US$1,6 miliar atau Rs22.964 miliar dari US$1,7 miliar atau Rs24.400 miliar pada kuartal pertama tahun 2021. Sementara pendapatan perseroan naik 10% menjadi US$ 7,87 miliar atau Rp 112.958 miliar.